Detik-Detik Menjelang Ajal



Detik-Detik Menjelang Ajal

Detik-detik Menjelang Ajal dalam Al – Qur’an, Sunnah, Sirah Nabawiyah, dan Generasi Terdahulu

Hidup bagi manusia merupakan titipan Ilahi untuk memberi kesempatan untuk berbuat apa yang dikehendakinya. Pemberian amanah berupa jabatan, kepercayaan dan tanggung jawab sering disambut dengan penuh senyuman di dunia, namun berakhir dengan tangisan dalam pengadilan Allah nantinya.Tidak dapat dibantah bahwa Allah telah menetapkan ajal bagi makhluk-Nya yang tidak bisa dielakkan bilamana ajal itu tiba. Oleh karenanya bagi orang yang merenungkan makna kematian, dia akan menyadari bahwa ajal adalah masalah besar dan setiap orang akan mengalaminya.
Ajal pula yang mengantarkan manusia ke surga atau ke neraka.Pada detik – detik menjelang ajal inilah dimana seseorang merasakan ajal telah dekat dan kepergiannya telah semakin tak terhindarkan, matanya telah mengisyaratkan kehampaan, kedua tangannya semakin tak berdaya dan kekuatannya telah semakin melemah, disana ia sedang melangkah di atas jembatan pemisah antara kehidupan yang fana dan kehidupan akhirat yang kekal. Pada detik–detik seperti inilah seringkali mengucapkan kata–kata, atau nasehat–nasehat, atau isyarat–isyarat, atau gerakan–gerakan tangan atau kepala, atau isyarat–isyarat lainnya yang tak jarang mengandung pelajaran, nasehat atau cermin yang seringkali menunjukkan Khusnul Khatimah atau Su’ul Khatimah (Baik–Buruk akhir perjalanan hidup seseorang).

Detik-detik Menjelang Ajal dalam Al Qur'an

Pada detik–detik menjelang ajal dalam Al-Qur’an, dijabarkan gambaran tentang apa yang dialami pada saat orang menghadapi ajal yaitu bahwa ruh dicabut dari jasad hingga mencapai kerongkongan, dimana suatu hal yang mustahil seandainya ada yang mampu mengelakkan kematian. Yang terjadi adalah betis bertemu betis sebagai ungkapan kepedihan di atas kepedihan Sakaratul Maut, kecuali bagi orang yang mendapatkan rakhmat-Nya.
Seperti dalam firman Allah Azza Wa Jalla QS Al–Qiyamah : 26 – 30)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW-6D5NGaMM0EPGCfThwt_f5WF5Sdti9c4pZaJd3gyUL9tR2hJB4avgGvjDj_ugdRv6JEeJyw8fOubVCjgJoJcHEPogfJFiYo_NdtETSHOQ7OvNobsj34s4g7p-irqvgznbeHG2gxlcvY/s320/26.jpg

“Sekali–kali jangan. Apabila nafas seseorang telah mendesak sampai ke kerongkongan”

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgult2YMsKWM7UOd4T-P9C1cjnHJRcbEjss8j79FJ5zlS_Oo3Imv-8Aq5O6jP2ERJzr4DA8-9EvQZk1MSdwK2xMbx75z7cIrLMX3bZ-b34rDcKJLzSZq5YtZaKIS9mHofPLg6s1hjWpIpU/s320/27.jpg

“dan dikatakan kepadanya: ‘ Siapakah yang dapat menyembuhkan?’ ”

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXL1w4WLfzncD7t1QxUKUs9dp77UzCDhtKpt2L4fqxld-QUmLue7gu2_X7IljBmHPNiy1Wp3WM1f9gF3mJehJN6GGiVXQiCIyIOaw0yWYqZPJ_py4PgG2GplzC0yZ709bOppS70Iufxro/s320/28.jpg

“Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dengan dunia”

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6pmrnXcjCMpwBoR2FSrqKE2oEVegpNI2B8YdmzocXXXlt4OiXMzr1z1wzbvucUobT5e5ugMWzHT9wzqW1-jmbZ7jbumv53akugYB6P1_ipNiKvRwsWn4pTM34glzCWr0S1Iwk8mmgOqw/s320/29.jpg

“dan bertaut betis kiri dengan betis kanan.”

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVnGhBqulgFuL6Vi-lyjwK2hNvQWirv_yB400GpRfASy1dN6WQTTGDn1nDvXIPpmmLA_zG7e60UmNnSRm2F279IARxBXr6cD4CFT8JZyVyV9p3YA06m_yopJ3leWCiuxi8Qauq1Aw4tqo/s320/30.jpg

“Kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.”

Selain itu dijabarkan tentang penderitaan bagi orang–orang kafir pada saat menjelang kematian dan kegembiraan orang mukmin karena surga pada saat menjelang ajal dan berjumpa Allah, dimana bagi orang kafir kepedihan yang mereka alami sangat mengerikan dan membuat ketakutan.Malaikat memperlihatkan adzab dan siksa dengan segala perangkatnya yang mengerikan sehingga ruh dalam jasadnya enggan berpisah dengannya, Seperti yang dialami Fir’aun yang diadzab oleh Allah dengan ditenggelamkan di laut merah karena kesombongan dan keangkuhannya.Sementara bagi orang mukmin, malaikat – malaikat memberi kabar gembira dengan lenyapnya keburukan dan mereka mendapatkan kebaikan, seperti yang dialami Nabi Yakub Alaihis Salam yang memberikan peninggalan berupa pegangan hidup kepada Allah.

Detik-detik Menjelang Ajal dalam Sunnah dan Kehidupan Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam

Dalam detik –detik menjelang ajal dalam sunnah dan kehidupan Rasulullah digambarkan tentang keadaan manusia pada saat menjelang ajal yaitu pada saat Sakaratul Maut dimana rasa sakit yang dirasakan mencapai puncaknya dan kepedihannya mengalahkan kekuatan pada sekujur tubuh, dimana mental pada saat Sakaratul Maut menjadi hilang oleh karena rasa sakit; lisan menjadi bisu; organ tubuh menjadi lemah, seandainya dapat bereaksi; raut muka berubah; rasa sakit merata di sekujur tubuh menjalar hingga ke bagian atas kening; lidah memendek tertarik ke dalam; kuku jari – jari memucat, lalu seluruh organ tubuhnya tidak berfungsi lagi secara perlahan, yang ada hanya suara rintihan dan jeritan serta reaksi lainnya yang akan tetapi tidak dapat dilakukan. Dan pada saat itulah pandangan terputus dari dunia dan keluarga dimana pintu taubat pun tertutup dan sia – sialah penyesalan dan keluhan serta ratapan.

Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam meskipun memiliki kedudukan mulia, pemberi syafaat bagi umatnya pada hari kiamat, dan dijamin menjadi ahli s
urga, namun meskipun demikian dia – sebagai manusia menampakkan beratnya Sakaratul Maut. Kenabiannya tidak menghalangi apa yang menjadi ketentuan hulum alam yang diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dalam Hadist Riwayat Al – Bukhari menjelaskan: “Amal perbuatan manusia baik buruknya tergantung pada akhir hayatnya”. Seperti yang terjadi pada paman Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam – Abu Thalib. Dalam detik – detik menjelang ajalnya ia diajak oleh Rasulullah untuk memeluk Islam, tetapi ia tidak melakukannya, sehingga meskipun ia kerabat Rasulullah namun ia tetap musyrik.

Detik-detik Menjelang Ajal Orang-orang Terdahulu

Apa yang diucapkan, dialami, dan terlintas itu adalah cermin yang memantul dari pribadi –pribadi para sahabat Rasulullah yang mendapat keridhaan dari Allah dan merekapun ridha kepada-Nya. Mereka adalah manusia – manusia yang terpilih untuk hidup bersama Rasul dan Nabi-Nya.
Meskipun kedudukan tinggi yang mereka miliki, kata-kata para sahabat itu yang diucapkan pada detik–detik menjelang ajal mengandung nasehat dan pelajaran yang sangat banyak.

Para Sahabat Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam

Adapun sahabat – sahabat Nabi dan detik – detik menjelang ajalnya antara lain:
- Abu Bakar, dimana ketika menjelang ajalnya menutup wajahnya dengan kain yang kemudian dengan kain itu diamanatkan kepada anaknya untuk dijadikan kafan, dengan alasan orang masih hidup lebih membutuhkan yang baru daripada orang yang telah mati.
- Abdullah Bin Sa’ad Bin Abu Sarh, dimana saat menjelang wafatnya beliau menunaikan shalat.
- ‘Amr Bin ‘Ash, dimana saat detik – detik ajalnya beliau meneteskan air mata dengan alasan akan mengalami tiga ketentuan yaitu : amalnya terputus, kedasyatan perjalanan ke akhirat, dan perpisahan dengan orang – orang yang dicintainya.

Detik-detik Menjelang Ajal Orang-orang Shaleh Terdahulu

Adapun orang – orang shaleh terdahulu dan detik – detik menjelang ajalnya, antara lain yaitu:
- Amir Bin Abdullah Bin Zubair Bin ‘Awwam, dimana meskipun dalam keadaan sakit ketika mendengar suara Adzan tetap melangkahkan kakinya ke mesjid, dan pada saat selesai ruku’ sekali ia meninggal dunia.
- Abdurrahman Bin Aswad, dimana pada saat detik – detik menjelang ajalnya beliau membaca Al-qur’an dan meneteskan air mata dengan alasan karena menyesali shalat dan puasa, sampai kemudian hingga menghembuskan nafas terakhir ia tetap membaca Al-qur’an.
- ‘Amr Bin abdu Qais, dimana saat detik – detik menjelang ajalnya beliau menangis dengan alasan telah tiba pada satu batas waktu dimana beliau tidak dapat lagi beribadah di siang hari dan shalat tahajjud di malam hari.

Detik-detik Menjelang Ajal Para Pemimpin

Beberapa pemimpin dan detik–detik menjelang ajalnya yaitu:
- Al–Mansyur, dimana saat detik–detik menjelang ajalnya memberikan pengakuan atas dosa–dosa yang telah diperbuatnya dan memohon ampun atas dosa–dosanya tersebut.
- Abdul aziz Bin Marwan, dimana saat menjelang ajalnya seseorang datang membawa kabar gembira tentang harta kerajaan yang sampai di istananya sampai satu tahun, akan tetapi baginya semua itu sudah tidak lagi berarti.
- Hisyam Bin Abdul Malik, dimana saat menjelang wafatnya, ia mengumpulkan keluarganya dan memberikan semua yang telah ia kumpulkan semasa hidupnya.

Detik-detik Menjelang Ajal Para Durjana

Para durjana dan pelena dan detik – detik menjelang ajalnya, antara lain:
- Seorang tuan tanah yang lena, dimana saat detik – detik menjelang ajalnya oleh kerabatnya ditalqin untuk mengucapkan kalimat Tauhid : Lailaha Illallah. Tetapi ia tidak mengucapkannya, melainkan yang diucapkan: “Barang ini murah, barang pembelian ini bagus, yang ini begini dan yang itu begitu, begitu setertusnya hingga ia meninggal.
- Kata–kata terakhir orang – orang hedonis atau orang yang hidupnya mengejar kesenangan duniawiyah tanpa ikatan agama, yang ketika ditalqin dengan kalimat tauhid: La ilaha Illallah sebelum menghembuskan nafas terakhir, malah mnenjawab: “ Hah, hah, aku tidak dapat mengucapkannya”.
- Orang yang meninggalkan shalat, dimana ketika seseorang ditalqin mengucapkan kalimat Tauhid, La ilaha illallah yang kemudian ia menganggap semuanya itu tidak berguna.


Sebab-sebab Su'ul Khatimah (Akhir Hayat yang Tidak Baik) dan Tanda-tandanya

Setiap muslim selayaknya mempunyai sikap hati–hati terhadap hal–hal yang dapat menyebabkan Su’ul Khatimah. Di antara penyebab terbesar yang dapat mengantarkan seseorang pada akhir hayat yang tidak baik adalah aqidah yang tidak murni.Sebab kerusakan aqidah akibatnya dapat merusak keimanan dan amal perbuatan.
Di antara penyebab lain yang dapat menimbulkan akhir hayat yang tidak baik adalah :
- Mengejar pesona kehidupan dunia dan menggantungkan diri padanya.
- Mengambil sikap keluar dari kebaikan dan petunjuk agama.
- Melakukan kemaksiatan secara terus – menerus dan terbiasa dengan kejelekan.

Sebab-sebab Husnul Khatimah (Akhir Hayat yang Baik) dan Tanda-tandanya

Penyebab Husnul Khatimah yang paling pokok adalah jika seseorang senantiasa mentaati petunjuk Allah dengan ketakwaan, mebuat tabir pemisah antara dirinya dengan hal – hal yang diharamkan, dan segera bertaubat bilamana telah melakukan perbuatan dosa dan kemaksiatan.
Tanda – tanda Husnul Khatimah yaitu antara lain :
- Mengucapkan Syahadat atau kalimah tauhid pada saat meninggal dunia.
- Gugur dalam pertempuran di jalan Allah.
- Mati karena membela agama.
- Mati karena beramal saleh.
- Pujian dan kesaksian baik terhadap orang yang mati dari para pelayat Muslim yang shaleh.
- Dan lain-lain
Orang yang selalu sibuk bersama Allah, mengingat-Nya, Mencintai-Nya sepanjang hidupnya maka mudah baginya untuk senantiasa bersama-Nya pada saat – saat kritis menjelang ajal, yaitu keluarnya ruh dari jasad. Sebaliknya orang yang selalu sibuk dengan selain Allah pada saat hidupnya, maka sulit baginya untuk membawa diri bersama-Nya sehingga ketika ruhnya dicabut pun memberi pengaruh pada lisan dan pikirannya. Oleh karenanya itu, seyogyanya bagi setiap muslim senantiasa menempatkan hati dan lisannya pada kesibukan berdzikir kepada Allah dengan melakukan amal saleh dan ketaatan kepada-Nya. Sebab bilamana pada saat ajal tiba yang menguasai dirinya adalah syaitan, maka dia akan merugi selamanya.

Disarikan dari:
Detik-detik Menjelang Ajal (Dalam Al-qur’an, Sunnah, Sirah Nabawiyah dan Generasi Terdahulu), Penulis: Khalid bin Abdurrahman Asy- Syayi’, dan Sulthan bin Fahd Ar- Rasyid, Penerjemah: Mustolah Maufur, MA, Penerbit: Pustaka Al- Kautsar

Seorang yang menggemari game, anime, dan kegiatan terpaku didepan layar. Diam adalah jalan ninjaku!

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »